Pemerintah diminta segera benahi data kependudukan yang kini masih semrawut. Hal ini berdanpak pada bantuan sosial masyarakat yang tidak tepat sasaran, hingga sulitnya kita menjadi negara kompetitif, juga kebijakan yang dinilai tidak responsif.
Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa di sela-sela kaderisasi Coaching Pendidikan Politik Partai Golkar bertajuk ‘Dampak Covid-19 Terhadap Hubungan Politik Dengan Konstituen Serta Strategi Pengelolaannya’ di rumah Cuklik Bogor, Jawa Barat, beberapa hari lalu.
Menurut pria yang juga founder dari Rumah Cuklik ini, data penduduk kini menjadi sangat penting apalagi di era digital seperti saat ini.
“Kini terjadi perubahan paradigma dari hal-hal yang tadinya konvensional sekarang sudah serba digital. Itu terjadi karena pergerakan orang saat ini banyak bergerak di tempat, baik dalam konteks politik, ekonomi juga sosial budaya,” katanya.
“Untuk proses-proses aktivitas era digital yang seperti itu maka mau tidak mau yang dibutuhkan adalah data kependudukan yang valid,” tambahnya.
Ia menyebut, dengan data ini pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat langsung menyentuh ke masyarakat. Begitu juga dengan partai, dengan data yang terstruktur, maka kebijakan yang disusun juga langsung menyentuh akar rumput.
“Kalau pakai cara-cara konvensional kan sudah tidak mungkin. Sehingga ke depan yang harus dibangun dan dilakukan itu adalah data. Kalau negara ya data kependudukan yang benar. Kalau partai itu data keanggotaan yang benar,” tegasnya.
Sayangnya, lanjut Agun, tidak ada upaya massif dari pemerintah untuk menuntaskan masalah data ini. Justru, penyelesaian masalah data ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang sekedar seremonial dan mengejar proyek belaka seperti Sensus Penduduk. “Selama ini pengolahan data kependudukan dilakukan secara proyek yang pengerjaannya malah dilakukan pihak ketiga. Sementara sistem pemerintahan yang paling bawah seperti pengurus RT, tidak dilibatkan. Memang RT terlibat, tapi oleh petugas petugas sensus atau petugas cacah jiwa hanya sekedar datang menemui pengurus RT hanya sekedar mengambil data saja,” tukasnya